Jumat, 05 Juni 2009

Di mana Markas PSPS?


TINGGAL selangkah lagi tim sepakbola kebanggaan masyarakat Riau, khususnya Kota Pekanbaru masuk sebagai peserta Indonesia Super League (ISL), kompetisi bergengsi pada level tertinggi di tanah air. Masuk semi final Liga Utama Indonesia, PSPS hanya butuh dua kali menang untuk memastikan satu tiket ke ISL.
Meski tiga kontestan lain yang masuk semifinal bukan tim kacangan. Namun diperkirakan anak asuh Abdur Rahman Gurning ini dapat mengatasinya. Mengingat, PSPS tanpa pemain bintang mampu bercokol di puncak klasemen wilayah I beberapa saat, sebelum akhirnya direbut Persisam Samarinda.
Tiga kandidat lainnya memang berambisi untuk menembus level ISL. Persebaya, Persema Malang dan Persisam yang memiliki pemain-pemain nasional. Namun bukan tidak mungkin Dedi Gusmawan Cs dapat mengalahkan tim-tim tersebut. Jika pun harus mengisi posisi buncit peraih poin dalam partai semi final, PSPS masih berpeluang masuk ISL melalui babak play off.
Rasanya tidak akan sia-sia perjuangan Agusrianto dan kawan-kawan untuk mewujudkan mimpi masyarakat pecinta bola Bumi Lancang Kuning supaya PSPS bermain di level ISL. Rasa optimis ini juga diusung Dzumafo Herman Cs untuk lolos ke ISL.
Namun dibalik rasa optimis dan kondisi yang memungkinkan PSPS masuk ISL, timbul satu pertanyaan, jika lolos ISL, dimana PSPS akan membuat mess dan lapangan mana yang akan dipakai? Sesuai dengan persyaratan Badan Liga Indonesia (BLI), peserta ISL wajib memiliki kandang (lapangan) standar.
Lapangan sepakbola yang memiliki segala kelengkapan yang diperlukan. Seperti memiliki lampu sorot untuk bermain malam, ruang ganti pemain yang layak dan sebagainya. Di Riau, lapangan seperti itu belum ada. Stadion Rumbai yang menjadi kebanggaan masyarakat Kota Bertuah, masih berada pada kategori B, hasil verifikasi BLI beberapa waktu lalu.
"Sebenarnya jika Stadion Rumbai diserahkan Pemprov pengelolaannya kepada Pemko, bisa diperbaiki menjadi kategori A. Namun tetap saja butuh biaya besar dan tak mungkin dalam waktu dekat untuk memperbaikinya," ujar Manajer PSPS Pekanbaru, Dastrayani Bibra dalam satu kesempatan.
Memang sebagai tuan rumah PON 2012, Riau bakal diuntungkan dengan pembangunan sejumlah venue-venue olahraga. Bahkan direncanakan di Pekanbaru bakal dibangun stadion utama yang memiliki kapasitas 45 ribu penonton. Stadion tersebut diperkirakan bakal menjadi landmark baru di Kota Bertuah yang patut dibanggakan. Namun pembangunan itu baru sebatas rencana dan baru selesai paling cepat tahun 2011. Sementara PSPS Pekanbaru tahun ini juga butuh satu markas yang memadai.
Beberapa waktu lalu sempat muncul wacana, PSPS akan menggunakan Stadion Jaka Baring sebagai home base. Stadion kebanggaan masyarakat Kota Palembang tersebut memang dinilai layak dan memenuhi standar BLI. Sehingga PSMS Medan pun bermarkas di stadion eks PON 2004 ini.
Sah-sah saja jika PSPS akhirnya terpaksa memilih home base di luar Kota Pekanbaru. Dan dalam aturan BLI hal itu diperbolehkan. namun sangat disayangkan, jika ribuan suporter fanatik Askar Bertuah, sebutan PSPS, bakal tidak bisa menyaksikan secara langsung setiap pertandingan. Padahal keberadaan PSPS sebagai peserta liga atau kompetisi level tertinggi di tanah air, merupakan hiburan, untuk menghilangkan stress di tengah himpitan ekonomi yang melanda bangsa ini.
Akankah bermanfaat lagi kucuran dana APBD untuk membiayai tim kebanggaan masyarakat Riau tersebut? Padahal tujuan bantuan itu supaya masyarakat bisa menikmati setiap pertandingan PSPS. Jawabannya, terganting kebijaksanaan pengurus dan manajemen PSPS serta perhatian Pemerintah Daerah untuk mencarikan solusi lapangan yang laik dan memenuhi standar BLI. Sehingga masyarakat tidak kecewa dan kucuran dana APBD untuk PSPS dapat dirasakan manfaatnya secara bersama. (Ihsanul Hadi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar