Minggu, 15 Februari 2009

Pelatnas Untung atau Rugi Bagi Riau?

HINGGA saat ini, KONI Pusat dan Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga (Kemenegpora) RI belum satu pendapat soal Program Atlet Andalan (PAL) dan Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas). Kedua instansi ini masing-masing puny argumen soal pembinaan atlet. Menegpora dengan PAL-nya dan KONI masih mempertahankan sistem Pelatnas.
Menjelang SEA Games, Desember 2009 di Laos, KONI Pusat akan mulai program Pelatnas aal Februari ini. Berbeda dengan sebelumnya Pelatnas terpusat di satu tempat, kali ini dilaksanakan di beberapa daerah yang ditunjuk KONI. Provinsi Riau mengusulkan lima cabang olahraga. Namun kemungkinan disetujui hanya empat cabang. Golf, Angkat Besi/Berat, Sepak Takraw dan Senam. Sementara satu cabang lagi, Taekwondo diambil Kalimantan Timur.
Riau boleh saja bangga, diberi kepercayaan sebagai tuan rumah Pelatnas. Namun dibalik penunjukan itu, terdapat maksud tertentu dari KONI Pusat. Latar belakang Pelatnas di lempar ke daerah-daerah, berawal dari perseteruan Menegpora dengan KONI Pusat. PAL hanya menggunakan anggaran sekitar Rp 100 miliar. Sementara Pelatnas awalnya direncanakan KONI Pusat menghabiskan biaya sekitar Rp 300 miliar. Namun kemudian entah kenapa, tiba-tiba usulan anggaran itu turun drastis menjadi Rp 100 miliar.
Selanjutnya KONI Pusat mengambil kebijakan, menunjuk daerah-daerah yang siap sebagai tuan rumah pelaksana Pelatnas. Dengan kosekuensi menanggung semua biaya atlet selama masa Pelatnas yang diperkirakan sekitar enam bulan. Di sinilah timbulnya pertanyaan, sebagai tuan rumah Pelatnas, Riau memperoleh keuntungan atau rugi?
Dapat dipastikan, dana APBD Riau bakal terserap untuk kegiatan Pelatnas ini. Sementara atlet Riau yang dipanggil masuk Pelatnas hanya 8 orang. Tidak sebanding dengan besarnya biaya untuk menanggung akomodasi, konsumsi dan sarana latihan atlet dan pelatih selama masa Pelatnas.
"Keuntungan Riau, pelatih lokal bisa menyaksikan pelatih Pelatnas memberi program latihan. Pelatih- pelatih Pelatnas ini kebanyakan dari luar negeri. Sehingga bisa berbagi pengalaman dengan pelatih lokal," tutur Sekum KONI Riau, Darmansyah yang menilai Pelatnas di daerah sangat menguntungkan.
Mungkin beragam pandangan dan pendapat masyarakat akan muncul tentang Pelatnas di Riau. Pro dan kontra terhadap satu kebijakan publik merupakan hal yang lumrah. Namun yang perlu diingat Pemprov Riau, latar belakang Pelatnas daerah karena KONI Pusat mengharapkan sebagian biaya ditanggung tuan rumah.
Jika dana untuk membiayai Pelatnas dari APBD itu digunakan untuk membina atlet-atlet Riau. Mungkin jauh lebih bermanfaat untuk menciptakan atlet berprestasi, terutama di PON 2012. Karena selama ini, organisasi cabang olahraga di Bumi Lancang Kuning, selalu kesulitan soal dana. Sehingga tak jarang, sebuah cabang olahraga batal mengirim atletnya di kejuaraan nasional karena tidak ada biaya. (Ihsanul Hadi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar