Jumat, 13 Februari 2009

Mana Pembinaan Atlet Riau?

KETIKA Wakil Ketua KONI Pusat, Hendarji Supanji meninjau venue PON 2012 di Pekanbaru, Selasa (3/2), kepada Gubernur Riau, Rusli Zainal di VIP Lancang Kuning Bandara Sultan Syarif Kasim, beliau meminta supaya segera siapkan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk PON. Maksudnya tidak hanya SDM kepanitian tapi yang lebih penting atlet Riau.
Karena Jenderal TNI AD ini kawatir Riau akan membeli atlet luar, seperti yang dilakukan tuan rumah PON XVII Kalimantan Timur. Menurut Hendarji, jika pola membeli atlet ini dilakukan setiap tuan rumah PON, maka tujuan penyelenggaraan PON itu tidak tercapai. Sebab PON merupakan pesta olahraga untuk menjaring atlet berprestasi yang dibina oleh daerah.
Wajar bila Hendarji mengkawatirkan Riau. Karena hingga sekarang pembinaan atlet tersebut memang belum terlihat di Bumi Lancang Kuning. "Jangan mengharapkan atlet PPLP. Karena perekrutannya tidak melalui seleksi. Tapi mulailah pembinaan atlet secara berjenjang. Mulai pelajar, remaja, junior dan senior," tutur Hendarji mengingatkan Riau yang diprediksi bakal bergantung dengan atlet PPLP.
Setidaknya hal itu pula yang diungkapkan Dispora Riau melalui Kepala UPT Pelatihan, Sanusi Anwar dalam ekspose persiapan PON 2012 di hadapan Komisi A DPRD Riau, Rabu (4/2). Riau sudah mulai mempersiapkan atlet dari PPLP yang ada. Serta dalam waktu dekat melaksanakan Pelatda dan Pelatnas.
"Kalau ada atlet luar yang ingin membela Riau di ajang Kejurnas akan kita tampung. Dengan syarat jauh sebelum PON 2012 dan membela Riau tidak hanya di PON. Selain itu target Riau tidak masuk peringkat 5 besar, tapi cukup peringkat 8," tutur Sanusi.
Menciptakan atlet berprestasi, tidak cukup hanya waktu setahun atau dua tahun. Apalagi di PON 2012, beberapa cabang olahraga bakal membatasi usia atlet. Sehingga butuh atlet yang benar-benar hasil binaan lokal. Meski hanya menargetkan masuk 8 peringkat besar perolehan medali, tetap saja butuh atlet lokal yang bisa diandalkan.
Data yang dirilis sekretariat KONI beberapa waktu lalu, terdapat 20 cabang olahraga yang kepengurusannya belum dilantik atau melaksanakan Musda. Rata-rata cabang olahraga ini dipertandingkan di PON 2012. Timbul pertanyaan, apakah mungkin pembinaan atlet terlaksana jika organisasinya belum dilantik atau belum Musda? Atau pembinaan atlet bisa diambilalih KONI Riau atau Dispora?
Anggota DPRD Riau, Yudha Bakti yang getol mengoreksi persiapan PON 2012, mengingatkan Dispora dan KONI Riau supaya tidak hanya fokus pada pembangunan fisik venue PON. Tapi yang tak kalah penting menyiapkan atlet, dengan mendatangkan pelatih-pelatih berkualitas. "Riau tentu menginginkan sukses di PON 2012. Sukses sebagai tuan rumah dan sukses prestasi atlet," tutur politisi PAN ini.
KONI Jawa Barat, bahkan Wakil Gubernurnya, dede Yusuf yang juga berkunjung ke Riau belum lama ini juga mengingatkan Riau supaya tidak membeli atlet luar. Jawa Barat mungkin masih trauma dengan sikap arogansi Kaltim yang memborong atletnya untuk bergabung dengan iming-iming materi yang berlimpah.
Bahkan dengan niat baik, Jawa Barat bersedia menjadi patner Riau dalam hal melatih dan membina atlet. Jawa Barat yang mempunyai banyak stok pelatih, beberapa di antaranya bisa dimanfaatkan Riau. "Tekad Riau tidak akan membeli atlet sangat kami puji. Itu komitmen yang bagus untuk memajukan olahraga di daerah ini dengan memberdayakan atlet lokal" ujar Ketua KONI Jawa Barat, H AM Ruslan.
Memang belum terlambat bagi Riau untuk memulai pembinaan atlet. Karena waktu masih tersisa sekitar tiga tahun lagi sebelum PON 2012. Namun dengan catatan, semua pengurus cabang olahraga yang nantinya secara otomatis menjadi panitia pelaksana pertandingan, harus solid dan serius melakukan pembinaan.
Bila tidak, tentunya atlet 'instan' atau siap pakai lebih muda didapat untuk meraih prestasi yang diinginkan. Cukup menyediakan dana besar, atlet-atlet yang kerjanya pindah dari satu PON ke PON berikutnya, pasti menyerbu Riau. (Ihsanul Hadi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar