Sabtu, 14 Mei 2011

Profesi Elite Wakil Rakyat

Belakangan ini sikap dan kebijakan para wakil rakyat yang duduk di DPR banyak menimbulkan antipati di masyarakat. Bepergian ke luar negeri dengan menghabiskan anggaran negara miliar rupiah itu seolah-olah menyakiti rakyat.

Betapa tidak, di tengah keprihatinan nasib rakyat miskin yang kesulitan mencari makan, biaya pendidikan mahal dan persoalan mendasar lainnya, para wakil rakyat itu masih tega-teganya melancong ke luar negeri dengan dalih studi banding. Apa yang ingin mereka bandingkan dengan negara-negara maju semacam Australia itu? Kebijakan yang mereka terapkan belum tentu sesuai dengan negara kita. Satu kebijakan yang menurut saya mubazir. Lebih berfaedah bila wakil rakyat itu mengunjungi pemukiman kumuh dan miskin di sudut perkotaan metropolis. Lalu sumbangkan uang untuk plesiran ke luar negeri itu kepada mereka.
Perangai para wakil rakyat tersebut hampir sama di seluruh tanah air. Mulai dari pusat, provinsi sampai kabupaten/kota. Studi banding selalu menjadi agenda utama yang seolah-olah menjadi program nasional wakil rakyat.

Menjadi wakil rakyat seharusnya mereka lebih dekat dengan rakyat. Memperjuangkan aspirasi dan menyejahterakan rakyat. Tapi justru kondisinya wakil rakyat menjauh dari rakyat. Bukan seperti lirik lagu Iwan Fals, wakil rakyat seharusnya merakyat.
Anggota dewan nampaknya menjadi satu profesi untuk mencari kaya dan menyenangkan diri pribadi, keluarga dan partai. Profesi elite yang sulit didekati rakyat. Mereka hanya dekat dengan rakyat menjelang pemilu.
Ketika satu kebijakan pemerintah yang bertentangan dengan hati nuraninya, kenapa wakil rakyat itu tidak berani melawan? Kenapa akhirnya ikut kebijakan partai? Apakah karena takut dipecat dari anggota dewan? Itulah buktinya mereka tak bisa memperjuangkan aspirasi rakyat. Banyak yang mengaku atas nama rakyat tapi menjadi pecundang dalam sidang-sidang yang membahas tentang rakyat. Cari aman, cari duit lalu diam. Ntahlah, semoga saya tak berniat jadi wakil rakyat.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar